" Om bhur buvaha suvaha thath savithur varenyam bhargo devasya dheemahi dhiyo yonaha prachodayath"

NASIB DAN KEINGINAN UNTUK BEBAS

Menurut Bhagavad Gita(B.G.III.27),semua tindakan manusia disebabkan oleh prakrti(alam),dan berikut ini adalah lima penyebab dari tindakan apapun dari seseorang yang dilakukan oleh tubuhnya,perkataannya,dan pikirannya(BG XVIII.14) :
1.Tubuh
2.Agen(ego)
3.Berbagai indera(yang berarti persepsi)
4.Fungsi yang berbeda dari segala jenis tindakan(tujuan dari tindakan)
5.Kehendak Tuhan(daivam).
Perpaduan dari empat faktor pertama disebut dengan usaha individu,yang termasuk didalamnya kekuatan keinginan seseorang,inisiatif,antusias,pendidikan dan pelatihan,sumber-sumber material yang berpadu dengan bagian yang lain dalam perbuatan atau faktor lain yang bergantung dari situasi yang ada. Semua faktor ini biasanya diketahui dan dapat dimaksimalkan dalam diri seseorang untuk memperoleh keberhasilan yang diinginkan. Kehendak Tuhan merupakan tidak pernah diketahui dan tidak dapat diketahui dalam semua tindakan manusia.

Faktor yang lain yang menentukan hasil dari tindakan seseorang adalah nasib seseorang,hasil dari perbuatannya dimasa lalu yang sesuai dengan hukum karma. Nasib adalah merupakan faktor yang tidak dapat diketahui dan tidak dapat diperkirakan.

Karena keberhasilan dari keinginan manusia bergantung pada lima variabel ditambah dengan nasib, keberhasilan seseorang itu dapat dihitung secara matematika sebagai hasil dari variabel berikut ini :

S = E x W x D

Pada persamaan di atas, S merupakan keberhasilan, E adalah usaha individu, W Kehendak Tuhan, dan D adalah nasib (akibat/hasil/phala dari karma) .

Seperti yang disebutkan di atas, kehendak Tuhan adalah faktor yang tidak dapat diketahui. Bagaimanapun juga, jika perbuatan itu adalah benar,yang dilakukan tanpa mengharapkan hasil,dan dengan pengertian yang bebas dari egoisme(lihat BG III.27), kekuatan Tuhan akan membantu untuk membawa pekerjaan itu akan berhasil pada akhirnyag. Dengan asumsi ini, W sama dengan satu dan persamaan di atas dapat disederhanakan dengan :

S = E x D

Bentuk di atas adalah bentuk sederhana dari persamaan keberhasilan. Dengan persamaan S dapat diatur dari rentang nol) sampai dengan satu. Ketika S sama dengan 0,terdapat 0 keberhasilan atau kegagalan. Ketika S sama dengan satu, maka ada seratus % keberhasilan.

E juga berentang dari nol sampai dengan satu. Ketika E sama dengan nol, terdapat nol atau tidak ada usaha. Ketika E sama dengan satu, terdapat seratus persen usaha.

Sama halnya dengan D yang memiliki rentang dari nol sampai satu. Jika D sama dengan nol, terdapat nol nasib atau karma yang buruk. Jika D sama dengan satu, maka terdapat nasib baik atau karma yang baik.

Dari persamaan di atas, ternyata walaupun D sama dengan satu (karma yang baik), S akan sama dengan nol jika E sama dengan nol. Sehingga walaupun dengan karma yang baik, keberhasilan itu secara langsung sama dengan usaha seseorang.

Walaupun D sama dengan satu, satu-satunya cara agar S sama dengan satu adalah dengan menyamakan E menjadi satu. Sehingga,kita dengan logis dapat menyimpulkan bahwa nasib (atau karma) sendiri tidak akan dapat mengarah pada keberhasilan terkecuali usaha dimaksimalkan. Inilah mengapa,pada kata-kata berikut dari Bhagavad Gita, Krishna menjamin keberhasilan saat berperang dengan kaurava,dan mengatakan bahwa nasib (arjuna) akan membuatnya memenangkan pertempuran ini. Bagaimana pun juga seperti yang dijelaskan di atas,Krsna harus tetap menasehati agar arjuna berperang :

"BANGKITLAH (OH ARJUNA !), PENAKLUK MUSUH (membuat E=1);NIKMATILAH KERAJAAN DAN MENANGKANLAH KEJAYAANMU (S=1);MELALUI KARMA MEREKA, AKU TELAH MENGUTUK MEREKA UNTUK MATI (D=1); JADILAH DIRIMU PELOPORNYA (bg XI.33)

Dari persamaan keberhasilan di atas,terlihat bahwa apabila D sama dengan nol,akan sama dengan nol, walaupun E sama dengan satu. Ini adalah kekuatan dari nasib seseorang. Karena nasib seseorang dalam kehidupannya sekarang menentukan nasib dari kehidupannya sekarang. Semua yang dapat dilakukan adalah untuk memaksimalkan usaha dalam kehidupannya sekarang.

Walaupun dampak dari nasib seseorang tidak dapat diremehkan, usahalah yang harus dikendalikan dengan menggunakan keinginannya yang bebas. Pada tingkat yang lebih luas ini berarti bahwa seseorang harus melakukan usahanya yang terbaik dan tidak perlu memikirkan tentang hasilnya. Dengan kata lain,seseorang harus terikat dengan hasil tindakannya .Ini akan mengarahkannya pada doktrin fundamental dari Hinduisme,yang bekerja tanpa keterikatan, yang dinyatakan dalam Bhagavad Gita :

"ORANG BIJAKSANA,YANG MEMILIKI PENGETAHUAN, MENIKMATI HASIL DARI PERBUATANNYA,YANG DIBEBASKAN DARI IKATAN KELAHIRAN DAN MENCAPAI KEADAAN YANG DI LUAR JANGKAUAN DARI KEJAHATAN".